Umat Islam Muslim diiminta untuk menyingkirkan perbedaan agama, etnis dan kebangsaan demi perdamaian dan persatuan .
Sebuah seruan tegas bagi umat Islam untuk menyingkirkan perbedaan dan bekerja tanpa henti untuk perdamaian dan persatuan di Inggris telah dibuat pada kesempatan pembukaan Masjid baru di London Tenggara. Untuk menandai pembukaan, dan sebagai bagian dari komitmen untuk melayani manusia, Jamaah Muslim Ahmadiyah menyumbang ribuan pound untuk badan-badan amal Inggris.
Perwakilan dari semua agama telah berkumpul untuk acara pembukaan masjid baru bernilai 675 poundsterling di Catford, yang telah didanai sepenuhnya dari sumbangan sukarela dari Jamaah Muslim Ahmadiyah - banyak diantaranya telah menyumbangkan perhiasan, tabungan dan termasuk uang saku untuk tujuan mulia ini.
Pemimpin tertinggi Jamaah Muslim Ahmadiyah seluruh dunia, Mirza Masroor Ahmad, Khalifah kelima Ahmadiyah, membuka Majid Tahir dan memimpin doa.
Pada acara pembukaan tersebut juga dihadiri oleh Heidi Alexander, anggota parlemen untuk Lewisham Timur dan Sir Steve Bullock, Walikota Lewisham, Cek senilai 5000 Poundsterling disumbangkan untuk amal kepada badan amal parlemen, Youth AID Lewisham, dan untuk badan amal Walikota Lavender Trust. Hal ini menambah ratusan ribu pound yang telah disumbangkan ke badan amal Inggris oleh Komunitas Ahmadiyah setiap tahun.
Tujuan dari sebuah masjid sebagai sarana untuk perdamaian menjadi sorotan Mirza Masroor Ahmad pada acara itu, yang mengatakan:
"Sangat penting bahwa seorang Muslim tidak boleh merampas hak orang lain dan sebaliknya ia harus menyingkirkan semua perbedaan agama, suku dan etnis. Dan berusaha untuk menjadi sarana pendukung dan cinta untuk semua orang lain. Jika seseorang datang kepada seorang Muslim untuk minta bantuan, maka itu adalah tugas dari seorang Muslim untuk mencoba memenuhi kebutuhannya itu."
Menanggapi masalah Islamophobia, Khalifah berbicara tentang ketakutan beberapa orang atas diselenggarakannya masjid dan Islam itu sendiri. Namun beliau mengatakan bahwa hal itu merupakan tindakan sejumlah kecil ekstremis yang sedang menghancurkan perdamaian dan keamanan masyarakat pada umumnya. Mereka adalah musuh dari semua umat manusia - dan sma sekali tidak sesuai dengan ajaran Islam sebenarnya. Beliau menambahkan:
"Perdamaian di masyarakat merupakan proses dua arah dan hanya dapat dibentuk jika semua pihak bekerja sama menuju rekonsiliasi bersama.
"Kita harus menyingkirkan keinginan pribadi kita sendiri dan hendaknya khawatir akan keberadaan masa depan dan kesejahteraan generasi kita mendatang. Kita harus menerapkan selflessness (tidak mementingkan diri sendiri) daripada selfishness (egoisme). Ketika kita semua bergabung bersma-sama dan datang untuk menghormati perasaan masing-masing dan sentimen, maka kemudian suasana kasih sayanglah yang tercipta. Hal ini kemudian yang benar-benar kita lihat, suatu masyarakat yang indah yang setiap orang damai dambakan.
Amir Nasional Jamaah Muslim Ahmadiyah Inggris, Rafiq Ahmad Hayat mengatakan:
"Love for all, hared for none mendefinisikan etos dari Jamaah Ahmadiyah dan mendasari misi kami di setiap masjid. Ini adalah tempat tinggal yang damai dimana kita menyembah Allah dan bersyukur atas berkat-Nya.
"Jamaah Ahmadiyah telah membangun masjid pertama di London di Putney pada tahun 1924 dan pada pergantian dari abad ini kami membuka masjid terbesar di Eropa Barat (Masjid Baitul-Futuh) juga di London. Masjid baru di Catford akan berbagi visi yang umum bagi seluruh masjid kami, dan komitmen itu adalah untuk membangun 'jembatan' antara masyarakat dan mengupayakan perdamaian.
Itulah sebabnya kami menjalankan kampanye perdamaian secara nasional dari masjid kami di London, mengumpulkan dana bagi badan amal lokal, menggelar donor darah dan event-event lintas agama. Inilah praktek Islam sebenarnya.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda ... :) Aguz Febriansyah 5:58:00 AM New Google SEO Bandung, Indonesia
Sebuah seruan tegas bagi umat Islam untuk menyingkirkan perbedaan dan bekerja tanpa henti untuk perdamaian dan persatuan di Inggris telah dibuat pada kesempatan pembukaan Masjid baru di London Tenggara. Untuk menandai pembukaan, dan sebagai bagian dari komitmen untuk melayani manusia, Jamaah Muslim Ahmadiyah menyumbang ribuan pound untuk badan-badan amal Inggris.
Perwakilan dari semua agama telah berkumpul untuk acara pembukaan masjid baru bernilai 675 poundsterling di Catford, yang telah didanai sepenuhnya dari sumbangan sukarela dari Jamaah Muslim Ahmadiyah - banyak diantaranya telah menyumbangkan perhiasan, tabungan dan termasuk uang saku untuk tujuan mulia ini.
Pemimpin tertinggi Jamaah Muslim Ahmadiyah seluruh dunia, Mirza Masroor Ahmad, Khalifah kelima Ahmadiyah, membuka Majid Tahir dan memimpin doa.
Pada acara pembukaan tersebut juga dihadiri oleh Heidi Alexander, anggota parlemen untuk Lewisham Timur dan Sir Steve Bullock, Walikota Lewisham, Cek senilai 5000 Poundsterling disumbangkan untuk amal kepada badan amal parlemen, Youth AID Lewisham, dan untuk badan amal Walikota Lavender Trust. Hal ini menambah ratusan ribu pound yang telah disumbangkan ke badan amal Inggris oleh Komunitas Ahmadiyah setiap tahun.
Tujuan dari sebuah masjid sebagai sarana untuk perdamaian menjadi sorotan Mirza Masroor Ahmad pada acara itu, yang mengatakan:
"Sangat penting bahwa seorang Muslim tidak boleh merampas hak orang lain dan sebaliknya ia harus menyingkirkan semua perbedaan agama, suku dan etnis. Dan berusaha untuk menjadi sarana pendukung dan cinta untuk semua orang lain. Jika seseorang datang kepada seorang Muslim untuk minta bantuan, maka itu adalah tugas dari seorang Muslim untuk mencoba memenuhi kebutuhannya itu."
Menanggapi masalah Islamophobia, Khalifah berbicara tentang ketakutan beberapa orang atas diselenggarakannya masjid dan Islam itu sendiri. Namun beliau mengatakan bahwa hal itu merupakan tindakan sejumlah kecil ekstremis yang sedang menghancurkan perdamaian dan keamanan masyarakat pada umumnya. Mereka adalah musuh dari semua umat manusia - dan sma sekali tidak sesuai dengan ajaran Islam sebenarnya. Beliau menambahkan:
"Perdamaian di masyarakat merupakan proses dua arah dan hanya dapat dibentuk jika semua pihak bekerja sama menuju rekonsiliasi bersama.
"Kita harus menyingkirkan keinginan pribadi kita sendiri dan hendaknya khawatir akan keberadaan masa depan dan kesejahteraan generasi kita mendatang. Kita harus menerapkan selflessness (tidak mementingkan diri sendiri) daripada selfishness (egoisme). Ketika kita semua bergabung bersma-sama dan datang untuk menghormati perasaan masing-masing dan sentimen, maka kemudian suasana kasih sayanglah yang tercipta. Hal ini kemudian yang benar-benar kita lihat, suatu masyarakat yang indah yang setiap orang damai dambakan.
Amir Nasional Jamaah Muslim Ahmadiyah Inggris, Rafiq Ahmad Hayat mengatakan:
"Love for all, hared for none mendefinisikan etos dari Jamaah Ahmadiyah dan mendasari misi kami di setiap masjid. Ini adalah tempat tinggal yang damai dimana kita menyembah Allah dan bersyukur atas berkat-Nya.
"Jamaah Ahmadiyah telah membangun masjid pertama di London di Putney pada tahun 1924 dan pada pergantian dari abad ini kami membuka masjid terbesar di Eropa Barat (Masjid Baitul-Futuh) juga di London. Masjid baru di Catford akan berbagi visi yang umum bagi seluruh masjid kami, dan komitmen itu adalah untuk membangun 'jembatan' antara masyarakat dan mengupayakan perdamaian.
Itulah sebabnya kami menjalankan kampanye perdamaian secara nasional dari masjid kami di London, mengumpulkan dana bagi badan amal lokal, menggelar donor darah dan event-event lintas agama. Inilah praktek Islam sebenarnya.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda ... :) Aguz Febriansyah 5:58:00 AM New Google SEO Bandung, Indonesia
Pemimpin Islam Berbicara Islamophobia di Pembukaan Masjid London
Posted by Kumpulan Artikel on Saturday, May 19, 2012
Salah satu komunitas Muslim Inggris telah membuka masjid ketiganya tahun ini di Inggris (setelah Masjid Tahir dan Masjid Baitul Wahid di London, pent) yang di danai sepenuhnya dari sumbangan sukarela.
Komunitas Muslim Ahmadiyah -salah satu komunitas Islam yang paling awal di Inggris - telah membangun sebuah masjid yang menghabiskan dana 500.000 pounsterling di Hayes, London Borough Hillingdon, London Barat. Masjid Baitul Aman - masjid yang diperuntukkan sebagai rumah perdamaian dan keamanan untuk semua - diresmikan oleh pemimpin dunia Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad.
Beliau mengatakan bahwa dimanapun komunitas Muslim Ahmadiyah didirikan, setiap anggotanya siap untuk melayani masyarakat dan memberi manfaat kemanusiaan:
Berbicara pada pertemuan dengan para pejabat lokal dan para tamu undangan, termasuk John MCDonnel, anggota parlemen untuk Hayes dan Harlington dan Virendra Sharma, anggota parlemen unuk Ealing Southall, Mirza Masroor Ahmad - khalifah kelima dari Ahmadiyah mengutuk dan menolak kebencian dan teror yang dilakukan dengan mengatasnamakan Islam:
Amir Nasioanl dari Jamaah Ahmadiyah Inggris Rafiq Hayat menggemakan sentimen ini:
Pendirian masjid ini berdiri karena pengorbanan harta dari banyak individu. Tiga orang anggota Ahmadiyah saja telah menyumbangkan lebih dari 80.000 Poundsterling untuk proyek ini. Masjid Baitul Aman diatas lahan 970 m2, dengan 336 m2 area tertutup dan ruang untuk 330 jamaah.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda..... ,, :) Aguz Febriansyah 5:56:00 AM New Google SEO Bandung, Indonesia
Komunitas Muslim Ahmadiyah -salah satu komunitas Islam yang paling awal di Inggris - telah membangun sebuah masjid yang menghabiskan dana 500.000 pounsterling di Hayes, London Borough Hillingdon, London Barat. Masjid Baitul Aman - masjid yang diperuntukkan sebagai rumah perdamaian dan keamanan untuk semua - diresmikan oleh pemimpin dunia Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad.
Beliau mengatakan bahwa dimanapun komunitas Muslim Ahmadiyah didirikan, setiap anggotanya siap untuk melayani masyarakat dan memberi manfaat kemanusiaan:
"Hal ini tentu tugas kita untuk menjaga dan menghormati satu sama lain dan cara terbaik secara praktis untuk meunjukkan penghargaan ini adalah dengan memperhatikan perasaan dan sentimen satu sama lain, karena itu adalah cara utama untuk membangun nilai-nilai kemanusiaan yang baik. Dan itu adalah satu-satunya cara untuk mengmbangkan lingkungan yang penuh dengan perdamaian, keadilan kerukunan dan persaudaraan. Ini harus menjadi tujuan kita untuk membangun nilai-nilai tinggi di desa-desa, di setiap kota, setiap negara, setiap masyarakat dan setiap penjuru dunia."
Berbicara pada pertemuan dengan para pejabat lokal dan para tamu undangan, termasuk John MCDonnel, anggota parlemen untuk Hayes dan Harlington dan Virendra Sharma, anggota parlemen unuk Ealing Southall, Mirza Masroor Ahmad - khalifah kelima dari Ahmadiyah mengutuk dan menolak kebencian dan teror yang dilakukan dengan mengatasnamakan Islam:
"Yang sebenarnnya adalah bahwa Islam dilarang keras melakukan tindakan terorisme atau ekstremisme bentuk apapun, ajaran Islam dalam hal ini bersifat mutlak tanpa kecuali."
Amir Nasioanl dari Jamaah Ahmadiyah Inggris Rafiq Hayat menggemakan sentimen ini:
"Etos dari Jamaah Ahmadiyah adalah Love for All, Hatred for None. Ini adalah kode dalam menanamkan perilaku kami yang berusaha untuk kami wujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
"Hal ini melalui menjadi warga negara yang baik, loyalitas terhadap negara dan pelayanan pada masyarakat dengan berusaha membangun jembatan antara orang-orang dan masyarakat. dan berbagi kepada masyarakat. Untuk itulah Jamaah Ahmadiyah, melalui pembangunan masjid - menyebarkan pesan damai Islam."
Pendirian masjid ini berdiri karena pengorbanan harta dari banyak individu. Tiga orang anggota Ahmadiyah saja telah menyumbangkan lebih dari 80.000 Poundsterling untuk proyek ini. Masjid Baitul Aman diatas lahan 970 m2, dengan 336 m2 area tertutup dan ruang untuk 330 jamaah.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda..... ,, :) Aguz Febriansyah 5:56:00 AM New Google SEO Bandung, Indonesia
Setelah kampanye yang dilakukan oleh kelompok Pemuda Ahmadiyah ke pintu-pintu, menghilangkan mitos tentang Agama Islam, warga Lloydminster baru-baru ini berkesampatan lagi untuk belajar lebih banyak tentang keimanan dari Timur (Agama Islam).
Perwakilan dari kelompok pemuda Ahmadiyah berada di Perpustakaan umum Lloydminster akhir kamis sore, menyelenggarakan pameran dimana orang-orang bisa berjalan-jalan, membaca infomasi yang disediakan tentang Alquran dan agama.
Organiassi ini telah berada di Border City selama sekitar dua tahun kata Salman Khan, yang bekerja dengan kelompok pemuda lokal, tapi mereka hanya sekarang bisa melaksanakan acara ini ke masyarakat.
"Ini hanyalah cabang yang sangat kecil, dan sekarang dan sekarang benar-benar tumbuh ke titik dimana kita dapat benar-benar memiliki SDM untuk membagikan selebaran dan memiliki sebuah pameran dan berkomunikasi dengan masyarakat," kata Khan. "Sekarang telah sampai pada titik dimana kami berpikir bahwa kami dapat benar-benar terlibat secara sosial."
"Presentasi yang kita lakukan pada dasarnya adalah sebuah presentasi satu persatu, kami membuat tamu melihat spanduk," kata Khalil. "Ini adalah format terbuka, tetapi tamu memiliki pilihan dimana mereka bisa membaca sendiri atau kita bisa berjalan bersama mereka melihat spanduk dan menunjukkan kepada mereka beberapa hal yang mereka mungkin tidak dimengerti, dan menjelaskan beberapa kesalahpahaman."
Setelah pertemuan dengan walikota pada kamis sebelumnya, Khalil mengatakan mereka siap untuk jumlah yang kecil, dari kota ke kota.
"Permasalahan dengan dunia Islam sekarang adalah bahwa ada banyak hal yang disiarkan ke media bahwa umat Islam telah menciptakan sebuah agama yang sangat menyimpang, kata Khalil. "Ini adalah tugas kami, dan kami letakkan pada diri kami sendiri, untuk menjernihkan gambaran ini dan membersihkan noda yang mereka buat.
"Kami menemukan bahwa kami harus pergi ke semua komunitas dan perlu pergi lagi dan lagi, karena jika pergi sekali dan anda menyebarkan pesan perdamaian, orang-orang nanti akan lupa tentang hal itu. Jadi anda harus pergi lagi dan lagi untuk benar-benar menciptakan perdamaian. (KAJ).
Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda ,,,... :)
Aguz Febriansyah
5:53:00 AM
New Google SEO
Bandung, Indonesia
Sebuah laporan baru yang dirilis oleh NORC di Universitas Chicago, "Keyakinan terhadap Tuhan sepanjang waktu dan Negara-Negara" mengukur tingkat keyakinan terhadap Tuhan di 30 negara seluruh dunia, dan bagaimana keyakinan kepada Tuhan telah berubah dari waktu ke waktu. Dalam survey tersebut disodorkan tiga pertanyaan untuk menentukan apakah responden adalah seorang ateis, agnostik, deis, waivers, penganut agama yang lemah, penganut agama yang kuat, apakah keyakinan mereka tentang Tuhan berubah dari waktu ke waktu dan apakah mereka percaya pada pribadi Tuhan.
Salah satu aspek paling menarik dari laporan tersebut adalah perubahan keyakinan Terhadap Tuhan dari waktu ke waktu. Perubahan dalam keyakinan terhadap Tuhan diukur oleh perbedaan "orang yang beriman saat ini, mantan ateis dan 'ateis saat ini' dan 'mantan orang beriman'. Laporan ini menemukan bahwa pada tahun 2008, Rusia, Latvia dan Slovenia menunjukkan peningkatan tertinggi dalam keyakinan pada Tuhan. Sedangkan Belanda, Spanyol dan Australia menunjukkan penurunan terbesar dalam keyakinan terhadap Tuhan. Keyakinan terhadap Tuhan telah meningkat di 12 negara, sedangkan keyakinan terhadap Tuhan telah menurun di 17 negara. Rata-rata peningkatan keyakinan terhadap Tuhan adalah 4,1 poin, sementara penurunan rata-rata dalam keyakinan terhadap Tuhan adalah 7,0 poin. Secara keseluruhan keseluruhan keyakinan terhadap Tuhan menurun di negara-negara tersebut sebesar 2,4 poin.
Meskipun negara-negara bekas sosialis Rusa, Latvia dan Slovenia menunjukkan peningkatan terbesar dalam keyakinan terhadap Tuhan, para peneliti menemukan bahwa tidak ada kenaikan secara umum dalam hal kepercayaan terhadap Tuhan di bekas negara-negara sosialis, yang umumnya adalah memiliki tingkat ateis yang tinggi dan rendahnya keimanan yang kuat.
Sementara keyakinan terhadap Tuhan telah menurun di sebagian besar negara, peneliti menemukan bahwa pergeseran ini rendah. Para peneliti menunjukkan bahwa kemungkinan akan sama keyakinan terhadap Tuhan akan terus menurun, atau keyakinan terhadap Tuhan akan menjadi meluas seperti yang terjadi di Rusia, Latvia dan Slovenia.
Berikut daftar-daftar negara yang mengalami peningkatan dan penuruan dalam hal keyakinan terhadap Tuhan. (KAJ)
Salah satu aspek paling menarik dari laporan tersebut adalah perubahan keyakinan Terhadap Tuhan dari waktu ke waktu. Perubahan dalam keyakinan terhadap Tuhan diukur oleh perbedaan "orang yang beriman saat ini, mantan ateis dan 'ateis saat ini' dan 'mantan orang beriman'. Laporan ini menemukan bahwa pada tahun 2008, Rusia, Latvia dan Slovenia menunjukkan peningkatan tertinggi dalam keyakinan pada Tuhan. Sedangkan Belanda, Spanyol dan Australia menunjukkan penurunan terbesar dalam keyakinan terhadap Tuhan. Keyakinan terhadap Tuhan telah meningkat di 12 negara, sedangkan keyakinan terhadap Tuhan telah menurun di 17 negara. Rata-rata peningkatan keyakinan terhadap Tuhan adalah 4,1 poin, sementara penurunan rata-rata dalam keyakinan terhadap Tuhan adalah 7,0 poin. Secara keseluruhan keseluruhan keyakinan terhadap Tuhan menurun di negara-negara tersebut sebesar 2,4 poin.
Meskipun negara-negara bekas sosialis Rusa, Latvia dan Slovenia menunjukkan peningkatan terbesar dalam keyakinan terhadap Tuhan, para peneliti menemukan bahwa tidak ada kenaikan secara umum dalam hal kepercayaan terhadap Tuhan di bekas negara-negara sosialis, yang umumnya adalah memiliki tingkat ateis yang tinggi dan rendahnya keimanan yang kuat.
Sementara keyakinan terhadap Tuhan telah menurun di sebagian besar negara, peneliti menemukan bahwa pergeseran ini rendah. Para peneliti menunjukkan bahwa kemungkinan akan sama keyakinan terhadap Tuhan akan terus menurun, atau keyakinan terhadap Tuhan akan menjadi meluas seperti yang terjadi di Rusia, Latvia dan Slovenia.
Berikut daftar-daftar negara yang mengalami peningkatan dan penuruan dalam hal keyakinan terhadap Tuhan. (KAJ)
Russia +16.0
Latvia +11.9
Slovenia +8.5
Slovakia + 5.6
Israel +2.6
Amerika Serikat +1.4
Hungaria +1.0
Slovenia +8.5
Slovakia + 5.6
Israel +2.6
Amerika Serikat +1.4
Hungaria +1.0
Irlandia Utara +1.0
Filipina +0.8
Portugal + 0.6
Cyprus +0.2
Chili +0.1
Irlandia - 0.9
Jepang -1.5
Polandia - 1.8
Italia -2.7
New Zealand -4.0
Jerman (Barat) -5.4
Cekoslowakia -5.5
Swedia -5.5
Denmark -6.1
Jerman (timur) -6.9
switzerland -8.2
Inggris Raya -10.1
Norwegia -11.0
Perancis -11.3
Australia -12.0
Spanyol -12.4
Belanda -14.0
Filipina +0.8
Portugal + 0.6
Cyprus +0.2
Chili +0.1
Irlandia - 0.9
Jepang -1.5
Polandia - 1.8
Italia -2.7
New Zealand -4.0
Jerman (Barat) -5.4
Cekoslowakia -5.5
Swedia -5.5
Denmark -6.1
Jerman (timur) -6.9
switzerland -8.2
Inggris Raya -10.1
Norwegia -11.0
Perancis -11.3
Australia -12.0
Spanyol -12.4
Belanda -14.0
Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda ..
Aguz Febriansyah
5:51:00 AM
New Google SEO
Bandung, Indonesia
Beberapa waktu yang lalu BBC-UK melansir berita tentang peresmian masjid baru di kota Manchester, Masjid Darul Amaan. Masjid Darul Amaan di klaim sebagai masjid terbesar kedua di Eropa Barat.
Masjid ini ditujukan sebagai simbol perdamaian dan keamanan sebagaimana namanya di tengah tingginya stigma yang disertai ketakutan Barat akan Islam dan Masjid. Semoga cahaya Islam senantiasa memancar terang di tengah masyarakat Barat.
Berikut adalah press release yang dikutip dari situs alislam.org:
Jamaah Muslim Ahmadiyah dengan bangga mengumumkan bahwa pada tanggal 27 April 2012, pemimpin dunianya, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad, Khalifah Kelima dari Jamaah Muslim Ahmadiyah, meresmikan Masjid Darul Amaan di City of Manchester, Inggris. Ini adalah Masjid baru keenam diresmikan oleh beliau di Inggris pada tahun 2012.
Masjid ini dibuka ketika beliau memimpin Khotbah Jumat, yang disiarkan secara global melalui MTA(Muslim Television Ahmadiyya) Internasional. Selama khotbahnya, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad mengingatkan para jamaah bahwa tidak cukup hanya membangun masjid, tapi seharusnya masjid tersebut diisi oleh orang-orang yang tulus beribadah kepada Allah taala.
Kemudian di hari itu, Mirza Masroor Ahmad mengadakan pertemuan pribadi dengan para pejabat lokal. Setelah itu sebuah resepsi resmi untuk menandai pembukaan Masjid diadakan di Masjid, yang dihadiri oleh pejabat dan tamu dari berbagai latar belakang.
Dalam pidato sambutannya, Dr Naseer Choudhry, Amir Wilayah Jamaah Muslim Ahmadiyah menginformasikan bahwa Masjid baru ini bisa memuat hingga 2.000 jamaah. Beliau menambahkan bahwa Masjid itu sepenuhnya didanai oleh anggota Jamaah Muslim Ahmadiyah.
Anggota Dewan Harry Lyons, Walikota Manchester, mengatakan beliau senang bahwa Masjid itu berada di lokasi yang hanya beberapa ratus meter dari tempat ia lahir dan dibesarkan. Beliau mengatakan bahwa Jamaah Muslim Ahmadiyah mendapatkan 'dukungan penuh dari Manchester City Council.
Tony Lloyd, MP untuk Manchester Central, mengatakan ia memiliki hubungan yang lama dengan Jamaah Muslim Ahmadiyah. Beliau mengatakan bahwa di bawah kepemimpinan Hadhrat Mirza Masroor Ahmad, Ahmadi Muslim selalu menampilkan nilai-nilai kasih sayang dan perdamaian.
Anggota Parlemen untuk Strerford dan Urmson Kate Green, mengatakan masjid baru merupakan tambahan yang indah untuk Manchester dan dia mengucapkan selamat kepada Jamaah Ahmadiyah atas peresmian Darul Amaan.
Sir Gerald Kaufman, anggota parlemen untuk Manchester Gorton, mengatakan bahwa meskipun ia telah menjadi anggota parlemen selama empat puluh dua tahun, menghadiri peresmian Masjid Darul Amaan, merupakan hal yang membekas dalam kesan pribadinya. Dia berdoa semoga Tuhan terus 'tersenyum' pada Ahmadiyah.
Anggota Parlemen untuk Manchester Withington John Leech mengatakan Masjid baru tersebut berdiri sebagai 'mercusuar' diantara semua bangunan lain di daerah tersebut dan merupakan tambahan yang bagus sebagai landskap kota. Beliau mengucapkan selamat kepada Ahmadiyah karena telah mengumpulkan dana sendiri untuk pembangunan masjid dan dalam waktu yang cepat.
Puncak acara malam itu adalah pidato utama yang disampaikan oleh Hadhrat Mirza Masroor Ahmad, dimana beliau menjabarkan tujuan sebenarnya dari sebuah Masjid dalam Islam. Beliau juga memanfaatkan pidatonya untuk mempromosikan keharmonisan antara umat beragama dan integrasi antara orang-orang dari semua latar belakang.
Beliau mengatakan bahwa orang-orang pada umumnya membatasi diri mereka dalam masyarakat dari minat dan latar belakang yang sama, padahal hal yang penting adalah orang-orang dari setiap latar belakang bekerja bersama-sama sehingga persatuan masyarakat dapat dibangun.
Beliau mengatakan:
Hadhrat Mirza Masroor Ahmad mengatakan bahwa di Barat mayoritas orang-orang takut terhadap Islam dan Masjid pada umumnya. Beliau mengatakan bahwa mereka tidak perlu takut dengan Masjid, karena masjid adalah tempat untuk menyembah Allah dan mendorong semua orang untuk melayani kemanusiaan dan bertindak dengan keadilan.
Huzur mengatakan:
Huzur memanfaatkan pidato beliau untuk meyakinkan semua orang yang hadir bahwa Masjid Ahmadi adalah masjid tempat yang aman dan damai. Huzur mengatakan:
Huzur menyimpulkan dengan menyatakan bahwa nama Masjid yang beliau resmikan sebenarnya berarti 'tempat perdamaian dan keamanan' dan dengan demikian Masjid tersebut akan menjadi sarana perlindungan, tidak hanya bagi mereka yang memasukinya tetapi bagi orang-orang di sekitarnya.
Huzur mengatakan:
Masjid ini ditujukan sebagai simbol perdamaian dan keamanan sebagaimana namanya di tengah tingginya stigma yang disertai ketakutan Barat akan Islam dan Masjid. Semoga cahaya Islam senantiasa memancar terang di tengah masyarakat Barat.
Berikut adalah press release yang dikutip dari situs alislam.org:
Masjid Darul Amaan |
Jamaah Muslim Ahmadiyah dengan bangga mengumumkan bahwa pada tanggal 27 April 2012, pemimpin dunianya, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad, Khalifah Kelima dari Jamaah Muslim Ahmadiyah, meresmikan Masjid Darul Amaan di City of Manchester, Inggris. Ini adalah Masjid baru keenam diresmikan oleh beliau di Inggris pada tahun 2012.
Masjid ini dibuka ketika beliau memimpin Khotbah Jumat, yang disiarkan secara global melalui MTA(Muslim Television Ahmadiyya) Internasional. Selama khotbahnya, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad mengingatkan para jamaah bahwa tidak cukup hanya membangun masjid, tapi seharusnya masjid tersebut diisi oleh orang-orang yang tulus beribadah kepada Allah taala.
Kemudian di hari itu, Mirza Masroor Ahmad mengadakan pertemuan pribadi dengan para pejabat lokal. Setelah itu sebuah resepsi resmi untuk menandai pembukaan Masjid diadakan di Masjid, yang dihadiri oleh pejabat dan tamu dari berbagai latar belakang.
Dalam pidato sambutannya, Dr Naseer Choudhry, Amir Wilayah Jamaah Muslim Ahmadiyah menginformasikan bahwa Masjid baru ini bisa memuat hingga 2.000 jamaah. Beliau menambahkan bahwa Masjid itu sepenuhnya didanai oleh anggota Jamaah Muslim Ahmadiyah.
Anggota Dewan Harry Lyons, Walikota Manchester, mengatakan beliau senang bahwa Masjid itu berada di lokasi yang hanya beberapa ratus meter dari tempat ia lahir dan dibesarkan. Beliau mengatakan bahwa Jamaah Muslim Ahmadiyah mendapatkan 'dukungan penuh dari Manchester City Council.
Tony Lloyd, MP untuk Manchester Central, mengatakan ia memiliki hubungan yang lama dengan Jamaah Muslim Ahmadiyah. Beliau mengatakan bahwa di bawah kepemimpinan Hadhrat Mirza Masroor Ahmad, Ahmadi Muslim selalu menampilkan nilai-nilai kasih sayang dan perdamaian.
Anggota Parlemen untuk Strerford dan Urmson Kate Green, mengatakan masjid baru merupakan tambahan yang indah untuk Manchester dan dia mengucapkan selamat kepada Jamaah Ahmadiyah atas peresmian Darul Amaan.
Sir Gerald Kaufman, anggota parlemen untuk Manchester Gorton, mengatakan bahwa meskipun ia telah menjadi anggota parlemen selama empat puluh dua tahun, menghadiri peresmian Masjid Darul Amaan, merupakan hal yang membekas dalam kesan pribadinya. Dia berdoa semoga Tuhan terus 'tersenyum' pada Ahmadiyah.
Anggota Parlemen untuk Manchester Withington John Leech mengatakan Masjid baru tersebut berdiri sebagai 'mercusuar' diantara semua bangunan lain di daerah tersebut dan merupakan tambahan yang bagus sebagai landskap kota. Beliau mengucapkan selamat kepada Ahmadiyah karena telah mengumpulkan dana sendiri untuk pembangunan masjid dan dalam waktu yang cepat.
Puncak acara malam itu adalah pidato utama yang disampaikan oleh Hadhrat Mirza Masroor Ahmad, dimana beliau menjabarkan tujuan sebenarnya dari sebuah Masjid dalam Islam. Beliau juga memanfaatkan pidatonya untuk mempromosikan keharmonisan antara umat beragama dan integrasi antara orang-orang dari semua latar belakang.
Beliau mengatakan bahwa orang-orang pada umumnya membatasi diri mereka dalam masyarakat dari minat dan latar belakang yang sama, padahal hal yang penting adalah orang-orang dari setiap latar belakang bekerja bersama-sama sehingga persatuan masyarakat dapat dibangun.
Beliau mengatakan:
"Ini adalah sumber kebahagiaan bagi saya bahwa Ahmadi Muslim tidak lagi terkesan ekslusif dan terisolasi, melainkan sebenarnya mereka berusaha membangun hubungan dengan semua segmen masyarakat dan melakukan upaya untuk mengintergrasikan dan berinteraksi dengan orang-orang dari semua lapisan masyarakat. Dan tentuya ini juga merupakan ciri khas setiap Muslim Ahmadi yang benar.
Hadhrat Mirza Masroor Ahmad mengatakan bahwa di Barat mayoritas orang-orang takut terhadap Islam dan Masjid pada umumnya. Beliau mengatakan bahwa mereka tidak perlu takut dengan Masjid, karena masjid adalah tempat untuk menyembah Allah dan mendorong semua orang untuk melayani kemanusiaan dan bertindak dengan keadilan.
Huzur mengatakan:
"Bagaimana bisa, bahwa orang yang hidupnya diatur oleh ajaran Al Qur'an yang satu-satu tujuannya semata-mata untuk mendapatkan keridhaan Allah taala - ia bisa menyebabkan gangguan atau perselisihan dalam masyarakat? dan selanjutnya, bagaimana bisa bahwa di Masjid orang belajar untuk merenggut hak-hak orang lain? Hal ini tidak akan pernah terjadi karena itu langsung bertentangan dengan ajaran Islam."
Huzur memanfaatkan pidato beliau untuk meyakinkan semua orang yang hadir bahwa Masjid Ahmadi adalah masjid tempat yang aman dan damai. Huzur mengatakan:
"Dengan penuh keyakinan dan percaya diri saya mengatakan kepada Anda bahwa satu-satunya pesan yang akan kalian dengar dari Masjid Ahmadiyah adalah seruan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan seruan untuk memenuhi hak-hak ciptaan Allah."
Huzur menyimpulkan dengan menyatakan bahwa nama Masjid yang beliau resmikan sebenarnya berarti 'tempat perdamaian dan keamanan' dan dengan demikian Masjid tersebut akan menjadi sarana perlindungan, tidak hanya bagi mereka yang memasukinya tetapi bagi orang-orang di sekitarnya.
Huzur mengatakan:
"Tentu saja masyarakat setempat akan menjumpai bahwa semua orang Ahmadi akan selalu ada di garis depan untuk semua upaya yang dibuat guna mentransformasikan kebencian dan permusuhan menjadi cinta dan perdamaian. Jadi saya sangat berharap bahwa masjid ini akan menjadi simbil perdamaian dan mercusuar cahaya yang tidak hanya untuk daerah setempat tapi juga untuk seluruh kota dan dunia yang lebih luas."
Semoga Artikel ini bermanfaat bagi anda..
Aguz Febriansyah
5:49:00 AM
New Google SEO
Bandung, Indonesia
Islam berarti agama yang damai. Seseorang yang mengikuti Islam akan menemukan bahwa dirinya dilingkupi oleh ajaran luhur yang bertujuan untuk mendirikan perdamaian antara manusia dengan Allah, Pencipta segala makhluk; antara sesama manusia; dan antara manusia dengan makhluk Allah lainnya. Bagaimana mungkin agama semacam ini dapat berurusan dengan isu-isu terorisme? Dan apakah arti kata terorisme? Beberapa kamus mendefinisikan teroris sebagai orang yang secara sistematis menggunakan kekerasan dan intimidasi untuk mencapai tujuan-tujuan politik atau seseorang yang menguasai atau memaksa pihak lain untuk melakukan sesuatu dengan menggunakan kekerasan, ketakutan atau ancaman.
Definisi-definisi tadi tercakup dalam Al-Quran dengan dua kata, yaitu fitnah dan ikrah. Di dalam Al-Quran, pada bagian yang pertama, Tuhan memulai membicarakan isu terorisme dengan mengajarkan kaum Muslim agar jangan pernah menjadi teroris. Dua dari ayat-ayat awal dari keseluruhan Al-Quran menyebutkan, “Fitnah itu lebih besar dari pembunuhan” (Qs. 2:218) atau di sisi Allah penganiayaan, atau membuat orang lain ketakutan secara terus-menerus dalam kehidupan mereka, ialah lebih besar keburukannya dibanding melakukan pembunuhan. Dan selanjutnya “Tidak ada paksaan dalam agama” (Qs. 2 : 257), yaitu, tidak ada satu pun yang memiliki hak untuk memaksa pihak lain untuk memenuhi tuntutan mereka atau memaksa pihak lain untuk mengikuti cara berpikir mereka.
Allah Yang Maha Kuasa memperingatkan orang-orang yang beriman berkali-kali agar mereka tidak menjauh dari-Nya yang merupakan Sumber segala kebaikan. Allah mengingatkan kita bahwa barangsiapa yang menjauh dari-Nya dan membuang segala kebaikan, dan membebaskan diri mereka sendiri dari tata susila dialah yang pada akhirnya mengambil jalan menteror pihak lain, memaksa mereka agar memenuhi tuntutan. Orang-orang yang beriman berulang-ulang diperingatkan bahwa mereka akan kehilangan kasih Allah dan rahmat-Nya bila mereka mulai berperilaku di jalan teror itu.
Mengamalkan Nilai-nilai Kema-nusiaan Yang Tinggi
Tetapi Islam tidak hanya melarang dengan keras kaum Muslim menjadi teroris. Islam juga memastikan bahwa kaum beriman diciptakan untuk mencapai akhlak yang tinggi, berperilaku adab yang baik, dengan menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang mulia yang bisa mengubah mereka menjadi orang-orang yang mencintai umat manusia dengan tulus tanpa membeda-bedakan perbedaan agama, ras maupun status sosial. Tidak ragu lagi bahwa Islam menganjurkan diskusi yang atas dasar rasional dan logika dengan orang dari semua agama dan kepercayaan dengan cara nyaman dan tidak memihak, yang bertujuan kebenaran unggul di atas kekeliruan dan kesalahan. Tetapi perlu diingat, bahwa salah sama sekali untuk membenci orang yang keliru dan salah. Orang yang sayangnya memegang prinsip yang salah jangan pernah dibenci. Itulah sebabnya motto Jemaat Ahmadiyah ialah “Love for all hatred for none” (cinta bagi semua tiada benci bagi siapapun).
Di dalam Islam tekanan kuat yang menakjubkan diletakkan dalam meningkatkan kecintaan kepada umat manusia dan pentingnya menunjukkan kasih dan simpati kepada setiap makhluk Allah, termasuk manusia dan hewan. Sebenarnya cinta dan simpati yang sejati ialah penangkal terorisme. Diriwayatkan oleh Aisyah r.a., istri Nabi Muhammad s.a.w., bahwa beberapa orang Arab gurun datang kepada beliau s.a.w. dan bertanya: “Apakah anda mencium anak-anak anda?” Beliau s.a.w. menjawab: “Ya” Mereka berkata: “Kami belum pernah mencium mereka.” Rasulullah s.a.w. bersabda:” Apa yang bisa saya lakukan jika hatimu telah kosong dari rasa kasih?” Beliau s.a.w. juga menyatakan bahwa Allah tidak mengasihi orang yang tidak mengasihi sesamanya.
Standar rasa kasih ditunjukkan oleh Rasulullah s.a.w.. tidak bisa selain menakjubkan seseorang yang mengetahui betapa kasar dan keras masyarakat di mana beliau s.a.w. lahir. Abu Qatadah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah s.a.w. menceritakan kepadanya:
“Suatu kali saya berdiri untuk memimpin shalat, terbersit dalam pikiran saya untuk memperpanjang shalat. Lalu saya mendengar tangis bayi dan saya kemudian mempersingkat shalat khawatir jangan-jangan menyusahkan ibu bayi tersebut.”
Jauh dari menghasut kebencian dan perilaku agresif, Islam justru memerintahkan kebaikan dan simpati bagi semua. Nabi Muhammad s.a.w. bersabda:
“Derma (sedekah) ialah suatu kewajiban bagi setiap bagian tubuh setiap hari di mana matahari biasa terbit. Mendamaikan orang yang bertengkar ialah suatu derma. Membantu orang yang menaiki binatang tunggangannya atau menaikkan barang muatan ke atasnya ialah suatu derma. Perkataan yang baik ialah suatu derma. Memindahkan sesuatu dari jalan yang menyebabkan gangguan ialah suatu derma.”
Beliau s.a.w.. tidak henti-hentinya mengingatkan kaum Muslim agar berperilaku baik kepada tetangga, sabdanya:
“Tidak akan masuk surga barangsiapa yang tetangganya tidak selamat dari keburukannya.” Beliau s.a.w.. juga menyatakan:
“Demi Dia yang jiwaku berada di tangan-Nya, kalian tidak akan masuk surga jika kalian tidak beriman, dan kalian tidak akan menjadi orang beriman yang sejati jika kalian tidak mencintai satu dengan yang lain. Maukah kuberitahukan sesuatu yang dengannya kalian akan mencintai satu dengan yang lain? Sebarkanlah salam di antara kalian.”
Suatu kali beliau s.a.w. menemukan induk burung memukulkan sayapnya sendiri di atas tanah dengan gelisah. Lalu beliau s.a.w.. menanyai para sahabat: “Apa yang terjadi?” Mereka menjawab: “Kami menangkap anak-anaknya dari sarangnya.” Rasulullah s.a.w.. bersabda: “Kembalikan anak-anak burung itu kepadanya. Tidak ada ibu yang pasti tersiksa disebabkan anaknya.” Suatu peristiwa salah seorang sahabatnya membakar sebuah sarang semut. Beliau s.a.w.. segera menyatakan agar segera memadamkan api tersebut dan bersabda: “Tidak ada yang memiliki hak untuk menyiksa sesuatu yang lain dengan api.”(Abu Dawud).
Mengedepankan Pentingnya Dialog; Piagam Madinah
Allah berfirman di dalam Al Quran surah Ali ‘Imran ayat 135 bahwa orang beriman yang sejati ialah: “…mereka yang menahan marah dan memaafkan manusia…”, demikian pula Nabi Karim Muhammad s.a.w.. bersabda: “Allah itu Maha Lembut dan menyukai kelembutan dalam semua hal. Permudahlah dan jangan dipersulit mereka. Gembirakanlah orang-orang dan jangan membuat sedih mereka.”
Adalah jelas bahwa orang beriman yang sejati, dan segala orang jujur dan baik selalu menerima sasaran dari terorisme, tidak pernah melakukannya. Kapan saja kecenderungan seperti itu muncul di sebuah masyarakat sehingga rasa damai menjadi terganggu dan masyarakat hidup dalam ketakutan, kaum Muslim diperintahkan untuk menangkis mereka terlebih dahulu dengan mengadakan tukar pikiran dengan pihak yang bertanggung jawab dalam gangguan itu. Al-Qur’an menyatakan: “Panggillah kepada jalan Tuhan engkau dengan kebijaksanaan dan nasihat yang baik, dan hendaknya bertukar-pikiran dengan mereka dengan cara yang sebaik-baiknya” (Qs. An-Nahl:126). Dan Al Qur’an secara berulang-ulang memberitahukan kita agar mencari perlindungan dari Allah dengan sabar dan doa. Tetapi bilamana bertukar pikiran dengan orang-orang seperti itu cenderung memburuk dan berdoa untuk mereka tidak berhasil membawa perubahan pada tindakan mereka, selanjutnya Allah berfirman lagi pada bagian akhir Surah An-Nahl , yaitu : “Dan jika kamu memutuskan akan menghukum orang-orang yang aniaya, maka hukumlah mereka setimpal dengan kesalahan yang dilakukan terhadap kamu” (Qs.16:127).
Allah Yang Maha Kuasa memerintahkan kaum muslimin bahwa ketika segala sesuatu mulai tidak dapat dikendalikan, mereka seharusnya menyatukan kekuatan untuk menegakkan perdamaian dengan menggunakan kekuatan yang masuk akal. Kaum muslim telah diperintahkan oleh Nabi Muhammad s.a.w.. agar bekerjasama jika perlu dengan pengikut dari agama lain untuk melakukan hal yang sama. Di dalam dokumen terkenal yang disebut Piagam Madinah Rasulullah s.a.w.. mendeklarasikan:
Pasal 1. Ini ialah perjanjian dari Muhammad, Utusan Allah di antara orang- orang yang beriman dan Muslim dari Suku Quraisy dan penduduk Yatsrib dan di antara orang-orang yang mengikuti mereka dan bergabung dengan mereka dalam bertempur (melawan musuh bersama).
Pasal 2. Dan mereka merupakan sebuah umat yang satu terpisah dari pihak lain.
Pasal 25. Dan juga kaum Yahudi dari suku ‘Auf merupakan umat yang satu dengan orang-orang yang beriman- sekalipun kaum Yahudi akan mengikuti agama mereka sendiri dan kaum Muslim akan mengikuti agama mereka sendiri- dan ini akan termasuk kedua pihak sekutu dan diri mereka sendiri.(Dikutip dari Reuben Levy dalam ‘Sociology of Islam, part 1, hal. 279-282).
Di dalam piagam ini, semua penduduk kota Yatsrib atau Madinah diseru untuk bergabung dalam melawan kekuatan yang meneror warga kota. Kaum Muslim dibuat berjanji bahwa mereka akan menolong mempertahankan dengan sebaik-baiknya pengikut agama lain dari ketidakadilan dan serangan kejam. Sebagai contoh, dalam sebuah piagam beliau s.a.w.. untuk sepanjang masa yang ditujukan kepada semua orang Kristen yang hidup sebagai warga di dalam kekuasaan kaum Muslim, Muhammad s.a.w.. menyatakan :
”Aku berjanji bahwa seorang rahib atau musafir yang mencari pertolongan baik dia di atas gunung-gunung, di hutan-hutan, gurun-gurun atau tempat tinggal atau di tempat peribadatan, aku pasti akan menolak musuh-musuhnya dengan segenap sahabat-sahabatku dan penolong-penolong, dengan semua kerabatku dan dengan semua orang yang menyatakan mengikutiku dan aku akan mempertahankan mereka, karena mereka berada dalam perjanjian denganku. Dan aku akan membela orang yang berada dalam perjanjian denganku dari penganiayaan, kerugian dan keadaan yang menghinakan dari musuh-musuh mereka sebagai ganti dari jizyah (semacam pajak) yang telah mereka janjikan untuk dibayarkan. Jika mereka lebih suka mempertahankan sendiri harta benda dan warga mereka, mereka akan diijinkan untuk melakukan hal itu dan tidak akan dibiarkan dalam kesusahan sebagai bentuk rasa tanggung jawab.
Tidak ada paderi atau pendeta yang akan dikeluarkan dari tempatnya, tidak ada biarawan yang akan dikeluarkan dari biaranya, dan tidak ada pendeta yang akan dikeluarkan dari tempat ibadahnya dan tidak ada peziarah yang akan ditawan dalam perjalanan ziarahnya. Tidak ada satupun gereja dan tempat ibadah mereka yang lain akan dirusak atau dimusnahkan atau dibongkar. Tidak ada satupun dari bahan-bahan bangunan gereja mereka, yang akan digunakan untuk membangun mesjid atau rumah-rumah untuk kaum Muslim, setiap Muslim yang melakukan hal itu akan dinilai sebagai orang fasik atau pembangkang terhadap Allah dan Rasul-Nya. Biarawan dan rahib tidak akan dikenakan pajak atau ganti rugi baik mereka tinggal di hutan-hutan atau di atas sungai-sungai, di timur atau di barat, di utara atau di selatan. Aku akan menyampaikan pada mereka kata-kata penghormatanku. Mereka adalah orang yang berada dalam perjanjian denganku dan akan menikmati kebebasan dari segala macam gangguan. Setiap bantuan akan diberikan pada mereka dalam perbaikan gereja mereka. Mereka akan dibebaskan dari ketentaraan. Mereka harus dilindungi oleh kaum Muslim. Biarlah piagam ini tidak dilanggar hingga Hari Penghakiman.” (Dikutip dari Baladhari).
Salah Satu Fungsi Perang Menurut Ajaran Islam
Definisi-definisi tadi tercakup dalam Al-Quran dengan dua kata, yaitu fitnah dan ikrah. Di dalam Al-Quran, pada bagian yang pertama, Tuhan memulai membicarakan isu terorisme dengan mengajarkan kaum Muslim agar jangan pernah menjadi teroris. Dua dari ayat-ayat awal dari keseluruhan Al-Quran menyebutkan, “Fitnah itu lebih besar dari pembunuhan” (Qs. 2:218) atau di sisi Allah penganiayaan, atau membuat orang lain ketakutan secara terus-menerus dalam kehidupan mereka, ialah lebih besar keburukannya dibanding melakukan pembunuhan. Dan selanjutnya “Tidak ada paksaan dalam agama” (Qs. 2 : 257), yaitu, tidak ada satu pun yang memiliki hak untuk memaksa pihak lain untuk memenuhi tuntutan mereka atau memaksa pihak lain untuk mengikuti cara berpikir mereka.
Allah Yang Maha Kuasa memperingatkan orang-orang yang beriman berkali-kali agar mereka tidak menjauh dari-Nya yang merupakan Sumber segala kebaikan. Allah mengingatkan kita bahwa barangsiapa yang menjauh dari-Nya dan membuang segala kebaikan, dan membebaskan diri mereka sendiri dari tata susila dialah yang pada akhirnya mengambil jalan menteror pihak lain, memaksa mereka agar memenuhi tuntutan. Orang-orang yang beriman berulang-ulang diperingatkan bahwa mereka akan kehilangan kasih Allah dan rahmat-Nya bila mereka mulai berperilaku di jalan teror itu.
Mengamalkan Nilai-nilai Kema-nusiaan Yang Tinggi
Tetapi Islam tidak hanya melarang dengan keras kaum Muslim menjadi teroris. Islam juga memastikan bahwa kaum beriman diciptakan untuk mencapai akhlak yang tinggi, berperilaku adab yang baik, dengan menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang mulia yang bisa mengubah mereka menjadi orang-orang yang mencintai umat manusia dengan tulus tanpa membeda-bedakan perbedaan agama, ras maupun status sosial. Tidak ragu lagi bahwa Islam menganjurkan diskusi yang atas dasar rasional dan logika dengan orang dari semua agama dan kepercayaan dengan cara nyaman dan tidak memihak, yang bertujuan kebenaran unggul di atas kekeliruan dan kesalahan. Tetapi perlu diingat, bahwa salah sama sekali untuk membenci orang yang keliru dan salah. Orang yang sayangnya memegang prinsip yang salah jangan pernah dibenci. Itulah sebabnya motto Jemaat Ahmadiyah ialah “Love for all hatred for none” (cinta bagi semua tiada benci bagi siapapun).
Di dalam Islam tekanan kuat yang menakjubkan diletakkan dalam meningkatkan kecintaan kepada umat manusia dan pentingnya menunjukkan kasih dan simpati kepada setiap makhluk Allah, termasuk manusia dan hewan. Sebenarnya cinta dan simpati yang sejati ialah penangkal terorisme. Diriwayatkan oleh Aisyah r.a., istri Nabi Muhammad s.a.w., bahwa beberapa orang Arab gurun datang kepada beliau s.a.w. dan bertanya: “Apakah anda mencium anak-anak anda?” Beliau s.a.w. menjawab: “Ya” Mereka berkata: “Kami belum pernah mencium mereka.” Rasulullah s.a.w. bersabda:” Apa yang bisa saya lakukan jika hatimu telah kosong dari rasa kasih?” Beliau s.a.w. juga menyatakan bahwa Allah tidak mengasihi orang yang tidak mengasihi sesamanya.
Standar rasa kasih ditunjukkan oleh Rasulullah s.a.w.. tidak bisa selain menakjubkan seseorang yang mengetahui betapa kasar dan keras masyarakat di mana beliau s.a.w. lahir. Abu Qatadah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah s.a.w. menceritakan kepadanya:
“Suatu kali saya berdiri untuk memimpin shalat, terbersit dalam pikiran saya untuk memperpanjang shalat. Lalu saya mendengar tangis bayi dan saya kemudian mempersingkat shalat khawatir jangan-jangan menyusahkan ibu bayi tersebut.”
Jauh dari menghasut kebencian dan perilaku agresif, Islam justru memerintahkan kebaikan dan simpati bagi semua. Nabi Muhammad s.a.w. bersabda:
“Derma (sedekah) ialah suatu kewajiban bagi setiap bagian tubuh setiap hari di mana matahari biasa terbit. Mendamaikan orang yang bertengkar ialah suatu derma. Membantu orang yang menaiki binatang tunggangannya atau menaikkan barang muatan ke atasnya ialah suatu derma. Perkataan yang baik ialah suatu derma. Memindahkan sesuatu dari jalan yang menyebabkan gangguan ialah suatu derma.”
Beliau s.a.w.. tidak henti-hentinya mengingatkan kaum Muslim agar berperilaku baik kepada tetangga, sabdanya:
“Tidak akan masuk surga barangsiapa yang tetangganya tidak selamat dari keburukannya.” Beliau s.a.w.. juga menyatakan:
“Demi Dia yang jiwaku berada di tangan-Nya, kalian tidak akan masuk surga jika kalian tidak beriman, dan kalian tidak akan menjadi orang beriman yang sejati jika kalian tidak mencintai satu dengan yang lain. Maukah kuberitahukan sesuatu yang dengannya kalian akan mencintai satu dengan yang lain? Sebarkanlah salam di antara kalian.”
Suatu kali beliau s.a.w. menemukan induk burung memukulkan sayapnya sendiri di atas tanah dengan gelisah. Lalu beliau s.a.w.. menanyai para sahabat: “Apa yang terjadi?” Mereka menjawab: “Kami menangkap anak-anaknya dari sarangnya.” Rasulullah s.a.w.. bersabda: “Kembalikan anak-anak burung itu kepadanya. Tidak ada ibu yang pasti tersiksa disebabkan anaknya.” Suatu peristiwa salah seorang sahabatnya membakar sebuah sarang semut. Beliau s.a.w.. segera menyatakan agar segera memadamkan api tersebut dan bersabda: “Tidak ada yang memiliki hak untuk menyiksa sesuatu yang lain dengan api.”(Abu Dawud).
Mengedepankan Pentingnya Dialog; Piagam Madinah
Allah berfirman di dalam Al Quran surah Ali ‘Imran ayat 135 bahwa orang beriman yang sejati ialah: “…mereka yang menahan marah dan memaafkan manusia…”, demikian pula Nabi Karim Muhammad s.a.w.. bersabda: “Allah itu Maha Lembut dan menyukai kelembutan dalam semua hal. Permudahlah dan jangan dipersulit mereka. Gembirakanlah orang-orang dan jangan membuat sedih mereka.”
Adalah jelas bahwa orang beriman yang sejati, dan segala orang jujur dan baik selalu menerima sasaran dari terorisme, tidak pernah melakukannya. Kapan saja kecenderungan seperti itu muncul di sebuah masyarakat sehingga rasa damai menjadi terganggu dan masyarakat hidup dalam ketakutan, kaum Muslim diperintahkan untuk menangkis mereka terlebih dahulu dengan mengadakan tukar pikiran dengan pihak yang bertanggung jawab dalam gangguan itu. Al-Qur’an menyatakan: “Panggillah kepada jalan Tuhan engkau dengan kebijaksanaan dan nasihat yang baik, dan hendaknya bertukar-pikiran dengan mereka dengan cara yang sebaik-baiknya” (Qs. An-Nahl:126). Dan Al Qur’an secara berulang-ulang memberitahukan kita agar mencari perlindungan dari Allah dengan sabar dan doa. Tetapi bilamana bertukar pikiran dengan orang-orang seperti itu cenderung memburuk dan berdoa untuk mereka tidak berhasil membawa perubahan pada tindakan mereka, selanjutnya Allah berfirman lagi pada bagian akhir Surah An-Nahl , yaitu : “Dan jika kamu memutuskan akan menghukum orang-orang yang aniaya, maka hukumlah mereka setimpal dengan kesalahan yang dilakukan terhadap kamu” (Qs.16:127).
Allah Yang Maha Kuasa memerintahkan kaum muslimin bahwa ketika segala sesuatu mulai tidak dapat dikendalikan, mereka seharusnya menyatukan kekuatan untuk menegakkan perdamaian dengan menggunakan kekuatan yang masuk akal. Kaum muslim telah diperintahkan oleh Nabi Muhammad s.a.w.. agar bekerjasama jika perlu dengan pengikut dari agama lain untuk melakukan hal yang sama. Di dalam dokumen terkenal yang disebut Piagam Madinah Rasulullah s.a.w.. mendeklarasikan:
Pasal 1. Ini ialah perjanjian dari Muhammad, Utusan Allah di antara orang- orang yang beriman dan Muslim dari Suku Quraisy dan penduduk Yatsrib dan di antara orang-orang yang mengikuti mereka dan bergabung dengan mereka dalam bertempur (melawan musuh bersama).
Pasal 2. Dan mereka merupakan sebuah umat yang satu terpisah dari pihak lain.
Pasal 25. Dan juga kaum Yahudi dari suku ‘Auf merupakan umat yang satu dengan orang-orang yang beriman- sekalipun kaum Yahudi akan mengikuti agama mereka sendiri dan kaum Muslim akan mengikuti agama mereka sendiri- dan ini akan termasuk kedua pihak sekutu dan diri mereka sendiri.(Dikutip dari Reuben Levy dalam ‘Sociology of Islam, part 1, hal. 279-282).
Di dalam piagam ini, semua penduduk kota Yatsrib atau Madinah diseru untuk bergabung dalam melawan kekuatan yang meneror warga kota. Kaum Muslim dibuat berjanji bahwa mereka akan menolong mempertahankan dengan sebaik-baiknya pengikut agama lain dari ketidakadilan dan serangan kejam. Sebagai contoh, dalam sebuah piagam beliau s.a.w.. untuk sepanjang masa yang ditujukan kepada semua orang Kristen yang hidup sebagai warga di dalam kekuasaan kaum Muslim, Muhammad s.a.w.. menyatakan :
”Aku berjanji bahwa seorang rahib atau musafir yang mencari pertolongan baik dia di atas gunung-gunung, di hutan-hutan, gurun-gurun atau tempat tinggal atau di tempat peribadatan, aku pasti akan menolak musuh-musuhnya dengan segenap sahabat-sahabatku dan penolong-penolong, dengan semua kerabatku dan dengan semua orang yang menyatakan mengikutiku dan aku akan mempertahankan mereka, karena mereka berada dalam perjanjian denganku. Dan aku akan membela orang yang berada dalam perjanjian denganku dari penganiayaan, kerugian dan keadaan yang menghinakan dari musuh-musuh mereka sebagai ganti dari jizyah (semacam pajak) yang telah mereka janjikan untuk dibayarkan. Jika mereka lebih suka mempertahankan sendiri harta benda dan warga mereka, mereka akan diijinkan untuk melakukan hal itu dan tidak akan dibiarkan dalam kesusahan sebagai bentuk rasa tanggung jawab.
Tidak ada paderi atau pendeta yang akan dikeluarkan dari tempatnya, tidak ada biarawan yang akan dikeluarkan dari biaranya, dan tidak ada pendeta yang akan dikeluarkan dari tempat ibadahnya dan tidak ada peziarah yang akan ditawan dalam perjalanan ziarahnya. Tidak ada satupun gereja dan tempat ibadah mereka yang lain akan dirusak atau dimusnahkan atau dibongkar. Tidak ada satupun dari bahan-bahan bangunan gereja mereka, yang akan digunakan untuk membangun mesjid atau rumah-rumah untuk kaum Muslim, setiap Muslim yang melakukan hal itu akan dinilai sebagai orang fasik atau pembangkang terhadap Allah dan Rasul-Nya. Biarawan dan rahib tidak akan dikenakan pajak atau ganti rugi baik mereka tinggal di hutan-hutan atau di atas sungai-sungai, di timur atau di barat, di utara atau di selatan. Aku akan menyampaikan pada mereka kata-kata penghormatanku. Mereka adalah orang yang berada dalam perjanjian denganku dan akan menikmati kebebasan dari segala macam gangguan. Setiap bantuan akan diberikan pada mereka dalam perbaikan gereja mereka. Mereka akan dibebaskan dari ketentaraan. Mereka harus dilindungi oleh kaum Muslim. Biarlah piagam ini tidak dilanggar hingga Hari Penghakiman.” (Dikutip dari Baladhari).
Salah Satu Fungsi Perang Menurut Ajaran Islam
Di dalam Islam, setiap usaha tidak hanya untuk melindungi kaum Muslim, tetapi juga para pengikut dari agama lain. Allah Ta’ala berfirman : “…Dan sekiranya Allah tidak menangkis sebagian orang dengan perantaraan sebagian yang lain, niscayalah biara-biara serta gereja-gereja Nasrani dan rumah-rumah ibadat Yahudi serta mesjid-mesjid yang di dalamnya banyak disebut telah dibinasakan…” (QS 22 : 41)
Walau bagaimanapun, kaum Muslim telah diperingatkan oleh Pendiri Islam, Nabi Muhammad, Utusan Allah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, bahwa ketika mereka memasuki wilayah orang-orang yang sedang meneror dan menganiaya mereka dengan kasar, mereka tidak boleh kehilangan akal sehat dan sikap adil, dan tergiur untuk memulai melakukan tindakan kejam, seperti yang dilakukan oleh para peneror atau teroris. Kejahatan terburuk dari rasa tidak berterima kasih akan dilakukan oleh orang-orang yang telah melupakan bahwa mereka telah baru saja menjadi sasaran dari kekejaman yang buruk, mulai membagikan hal yang sama, yang jika tidak lebih buruk, akan berlaku kejam kepada pihak lain. Nabi s.a.w.. memerintahkan : “Kalian akan bertemu dengan orang yang mengingat Allah di tempat ibadah mereka. Janganlah berselisih dengan mereka, dan memberi masalah kepada mereka. Di negeri musuh, janganlah membunuh wanita dan anak-anak, jangan pula membunuh orang yang buta dan orang tua. Janganlah menebang pohon, jangan pula meruntuhkan gedung-gedung” (Dikutip dari Halbiyyah, vol. 30
Jadi, jihad yang hanya diperbolehkan oleh Islam ialah perang orang yang teraniaya melawan orang yang menganiaya, berperang untuk melindungi perdamaian semua orang tanpa memandang agama atau kepercayaan mereka. Taktik-taktik semacam bom bunuh diri, dan lain sebagainya sebetulnya mutlak tidak ada dalam kamus orang beriman yang sejati. Allah Ta’ala berfirman : “…Dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri. Sesungguhnya Allah Maha Penyayang terhadapmu.” (Qs. 4: 0).
“…Dan janganlah kamu menjerumuskan dirimu dengan tanganmu sendiri ke dalam kebinasaan,…” (Qs. 2:196).
Islam dengan keras melarang membunuh orang yang tidak berdosa, orang yang tidak menyerang : “…maka ingatlah bahwa tak boleh lagi ada permusuhan kecuali terhadap orang-orang aniaya.” (Qs. 2 194).
Tiga ayat ini cukup untuk mencegah kaum Muslim dari menabrakkan pesawat terbang ke arah gedung-gedung, atau mengirim pembom bunuh diri untuk meledakkan penduduk yang tidak berdosa.
Walau bagaimanapun, kaum Muslim telah diperingatkan oleh Pendiri Islam, Nabi Muhammad, Utusan Allah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, bahwa ketika mereka memasuki wilayah orang-orang yang sedang meneror dan menganiaya mereka dengan kasar, mereka tidak boleh kehilangan akal sehat dan sikap adil, dan tergiur untuk memulai melakukan tindakan kejam, seperti yang dilakukan oleh para peneror atau teroris. Kejahatan terburuk dari rasa tidak berterima kasih akan dilakukan oleh orang-orang yang telah melupakan bahwa mereka telah baru saja menjadi sasaran dari kekejaman yang buruk, mulai membagikan hal yang sama, yang jika tidak lebih buruk, akan berlaku kejam kepada pihak lain. Nabi s.a.w.. memerintahkan : “Kalian akan bertemu dengan orang yang mengingat Allah di tempat ibadah mereka. Janganlah berselisih dengan mereka, dan memberi masalah kepada mereka. Di negeri musuh, janganlah membunuh wanita dan anak-anak, jangan pula membunuh orang yang buta dan orang tua. Janganlah menebang pohon, jangan pula meruntuhkan gedung-gedung” (Dikutip dari Halbiyyah, vol. 30
Jadi, jihad yang hanya diperbolehkan oleh Islam ialah perang orang yang teraniaya melawan orang yang menganiaya, berperang untuk melindungi perdamaian semua orang tanpa memandang agama atau kepercayaan mereka. Taktik-taktik semacam bom bunuh diri, dan lain sebagainya sebetulnya mutlak tidak ada dalam kamus orang beriman yang sejati. Allah Ta’ala berfirman : “…Dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri. Sesungguhnya Allah Maha Penyayang terhadapmu.” (Qs. 4: 0).
“…Dan janganlah kamu menjerumuskan dirimu dengan tanganmu sendiri ke dalam kebinasaan,…” (Qs. 2:196).
Islam dengan keras melarang membunuh orang yang tidak berdosa, orang yang tidak menyerang : “…maka ingatlah bahwa tak boleh lagi ada permusuhan kecuali terhadap orang-orang aniaya.” (Qs. 2 194).
Tiga ayat ini cukup untuk mencegah kaum Muslim dari menabrakkan pesawat terbang ke arah gedung-gedung, atau mengirim pembom bunuh diri untuk meledakkan penduduk yang tidak berdosa.
Sewaktu orang jahat menghentikan kejahatan dan telah dihukum setimpal untuk kejahatan mereka, kemudian Allah berfirman: “Dan, perangilah mereka sehingga tidak ada gangguan lagi, dan agama itu dianut hanya untuk Allah. Tetapi, jika mereka terhenti, maka ingatlah bahwa tak boleh lagi ada permusuhan kecuali terhadap orang-orang aniaya.” (2 : 194).
Kesimpulan
Kesimpulannya, Islam menganjurkan tiga langkah melawan terorisme:
Kesimpulan
Kesimpulannya, Islam menganjurkan tiga langkah melawan terorisme:
- Memberikan pendidikan moral yang istimewa kepada semua kaum Muslim, sehingga mereka menjadi orang yang luhur, adil, bermoral, baik dan penuh cinta yang dengannya menjamin bahwa mereka tidak akan pernah mengacaukan kedamaian orang lain.
- Di mana pun kedamaian dikacaukan, mengadakan tukar pikiran dan argumentasi dengan pelaku kejahatan, dan berdoa dengan tulus untuk mereka, untuk merubah jalan yang mereka tempuh.
- Jika semua jalan tukar pikiran gagal, kemudian menggabungkan kekuatan dengan semua orang baik untuk bertempur dengan para pengacau hingga perdamaian dipulihkan, tetapi dengan tetap menjaga ketentuan-ketentuan keadilan dalam pandangan.
Adalah merupakan kepercayaan kita bahwa bukan hanya Islam, bahkan tidak ada satupun agama, apapun namanya, dapat menyetujui kekerasan dan penumpahan darah orang yang tidak berdosa, baik laki-laki, perempuan dan anak-anak dengan mengatasnamakan Allah. Para teroris dapat saja menggunakan label-label agama dan politik, tetapi tak ada satupun yang bisa ditipu oleh kelicikan dan tipu muslihat mereka. Mereka tidak melakukan apapun untuk agama. Mereka adalah musuh perdamaian. Mereka harus diperangi pada setiap level seperti yang dianjurkan oleh Islam, agama perdamaian.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda ..